Selasa, 02 Oktober 2007

PERKEMAHAN SAKA BHAYANGKARA TINGKAT NASIONAL




Pramuka selenggarakan Pertikaranas

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka bersama Pimpinan Satuan Karya (SAKA) Bhayangkara di bawah binaan Polisi Republik Indonesia akan menyelenggarakan Perkemahan Bakti Saka Bhayangkara Tingkat Nasional II (PERTIKARANAS III), 28 Juni hingga 4 Juli di bumi perkemahan Cibubur, Jakarta. Menurut siaran pers, Kamis, PERTIKARANAS dilaksanakan untuk memanfaatkan momentum Hari Bhayangkara yang jatuh pada 1 Juli dengan mengangkat tema "Pramuka Satuan Karya Bhayangkara Siap Sedia Menjadi Kader Bhayangkara NKRI".

Sedangkan tujuan dari penyelenggarakan PERTIKARANAS III itu adalah untuk membina dan mengembangkan potensi SDM anggota Saka Bhayangkara menjadi kader pembangunan yang bermoral Pancasila dalam bidang Kebhayangkaraan.

Peserta PERTIKARANAS III adalah anggota Pramuka Penegak (usia 16-20 tahun) dan Pandega (usia 21-25 tahun) serta Saka Bhayangkara utusan Kwartir Daerah seluruh Indonesia dan kontingen partisipan dari Saka Bahari, Dirgantara, Wanabakti, Tarunabumi, Bakti Husada, Saka Kencana, dan utusan dari Keluarga Besar Putra Putri Polri (KBPPP) serta organisasi pemuda. Peserta sementara diperkirakan akan mencapai 1.756 orang,diantaranya adalah saya. mewakil dari kalimantan selatan.

Secara umum, PERTIKARANAS III merupakan sebuah kegiatan rekreasi edukatif di alam terbuka, oleh karena itu dikemas dalam bentuk pendidikan yang menyeluruh (penghayatan seni budaya bangsa) dengan suasana kemitraan.
***(frd)

SEJARAH MERAH PUTIH



Penggunaan arti merah putih dalam sejarah INDONESIA terbukti bahwa bendera merah putih dikibarkan pada tahun 1292 oleh tentara jaya patwang ketika berperang melawan kekuasaan tata negara di Singosari (1222-1262) sejarah ini disebut tulisan sejarah kuno 1216 saka 1294 masehi.
Prapanca dalam buku karangannya negara kertagama menceritakan bahwa warna merah putih di gunakan dalam kerajaan hayam wuruk dari tahun 2880-1889 dalam satu kitab taangguola minangkabau yang di ubah pada tahun 1846 dalam kitab yang lebih tua terdapat gambar alam minangkabau yang berwarna merah putih bendera ini peninggalan bendera pusaka kerajaan minangkabau (aditiya warman) tahun 1337-1340 masehi.


Periode tahun 1946 – 1949
Presiden Soekarno memanggil Bpk.Husein Mutahar untuk mempersiapkan dan memimpin upacara peringatan proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1949 di Istana presiden gedung agung Yogyakarta, ibu kota negara saat itu pindah dari Jakarta ke Yogyakarta kerena aksi teror penjajah Belanda.Petugas pengibaran bendera pusaka hanya 5 orang dari perwakilan daerah yang ada di Yogyakarta.Keinginan Bpk.Husein Mutahar untuk mendatangkan pelajar dari seluruh propinsi se-Indonesia belum terwujud karena halangan dari penjajah Belanda.
Periode tahun 1950 – 1966
Untuk pertama kalinya upacara peringatan proklamasi kemerdekaan RI di laksanakan di Istana Merdeka Jakarta.Bendera pusaka di kibarkan di tiang tujuh belas dengan megahnya..
Regu pengibar tahun 1950 – 1966 di bentuk dan diatur oleh rumah tangga kepresidenan.
Pada tahun 1966 merupakan ujicoba program latihan PASKIBRAKA yaitu Pandu Indonesia ber-Pancasila.
Periode tahun 1967 – 1973
Sama seperti tahun 1966,tahun 1967 merupakan tahun ke-2 ujicoba pelaksanaan program latihan Pandu Indonesia ber-Pancasila yang anggotanya pramuka penegak dari gugus depan di Jakarta, ini dilaksanakan setelah bapak Husein Mutahar menjadi direktur jenderal urusan Pramuka dan Pemuda (UDAKA).Departemen pendidikan dan kebudayaan lalu berubah menjadi Ditjen Dibelurepora (Direktorat jenderal Pendidikan Luar Sekolah pemuda dan Olah raga )
Dengan ide dasar pelaksanaan tahun 1966 Bpk.Husein Mutahar mengembangkan pola formasi pengibaran menjadi tiga kelompok, yaitu :
a.Kelompok 17 / pengiring (pemandu)
b.Kelompok 8 / pembawa (inti)
c.Kelompok 45/ pengawal
Ini merupakan simbol tanggal Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945
Tahun 1968 petugas pengibar adalah pemuda utusan propinsi tetapi belum seluruhnya mengirim utusannya oleh karena itu kekurangan pasukan di ambil dari eks pasukan 1967.
Tanggal 5 agustus 1969 di Istana negara di laksanakan penyerahan Duplikat Bendera Pusaka dan reproduksi Naskah proklamasi oleh presiden Soeharto kepada gubernur seluruh Indonesia serta perwakilan – perwakilan Indonesia di luar negeri agar dapat bersamaan dengan pelaksanaan upacara di Istana Merdeka Jakarta.
Tahun 1969 secara resmi anggota PASKIBRAKA adalah pelajar SMA se-Indonesia yang merupakan utusan 26 Propinsi se-Indonesia dan setiap propinsi diwakili sepasang remaja.
Tahun 1967 – 1972 petugas pengibar dinamakan Pasukan Pengerek Bendera Pusaka atau PASKERAKA, baru pada tahun 1973 Bpk..Idik Sulaeman melontarkan istilah Pasukan Pengibar Bendrera Pusaka atau PASKIBRAKA